Gejok Lesung: Warisan Budaya yang Tetap Dilestarikan oleh Ibu-Ibu Padukuhan Karangmojo

23 September 2025
KALURAHAN TAMANMARTANI
Dibaca 4 Kali
Gejok Lesung: Warisan Budaya yang Tetap Dilestarikan oleh Ibu-Ibu Padukuhan Karangmojo

Karangmojo, Kalasan – Di tengah derasnya arus modernisasi, Padukuhan Karangmojo yang terletak di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, masih setia menjaga warisan budayanya. Salah satu tradisi yang hingga kini masih dilestarikan adalah Gejok Lesung, sebuah kesenian tradisional yang dimainkan oleh kelompok ibu-ibu dengan iringan alat musik sederhana dari kayu, yakni lesung dan alu.

Gejok Lesung merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Masyarakat jawa yang sarat nilai sejarah. Dulu, alat ini digunakan sebagai alat untuk menumbuk padi. Namun seiring berjalannya waktu, tradisi ini berkembang menjadi pertunjukan musik ritmis yang unik. Di Padukuhan Karangmojo, tradisi ini tak hanya hidup, tapi juga dijadikan media hiburan, penyambutan tamu, hingga pelengkap acara budaya dan kemasyarakatan.

Kelompok ibu-ibu yang memainkan Gejok Lesung ini menunjukkan semangat luar biasa dalam melestarikan budaya lokal. Mereka mengenakan pakaian tradisional Jawa dan menyanyikan tembang-tembang jawa atau lagu-lagu bernuansa kearifan lokal, sambil memukul lesung secara bergantian untuk menciptakan irama yang khas.

“Kami ingin anak-anak muda juga tahu dan bangga dengan budaya sendiri. Gejok Lesung ini bukan sekadar hiburan, tapi simbol kebersamaan dan kerja keras masyarakat zaman dulu,” ujar salah satu ibu pemain Gejok Lesung saat ditemui seusai latihan.

Pertunjukan Gejok Lesung biasanya digelar pada saat ada acara Padukuhan seperti Agustusan, penyambutan tamu, kegiatan adat, atau momen khusus lainnya. Suara “duk-dak-duk-dak” dari alu yang menghantam lesung, berpadu harmonis dengan nyanyian ibu-ibu, menciptakan suasana yang meriah sekaligus mengharukan, seolah membawa pendengarnya kembali ke masa lalu.

Selain sebagai sarana hiburan dan pelestarian budaya, kesenian Gejok Lesung juga menjadi wadah bagi para ibu-ibu untuk berkumpul, menjalin kebersamaan, serta menanamkan nilai-nilai gotong royong.

Bagi kami selaku mahasiswa KKN dari Universitas Negeri Yogyakarta yang sedang bertugas di Padukuhan Karangmojo, keberadaan Gejok Lesung ini menjadi salah satu pengalaman budaya yang berharga. Mereka tak hanya mengamati, tetapi juga turut mendokumentasikan dan membantu mempromosikan kesenian tersebut melalui media sosial dan kegiatan Padukuhan.

Melalui semangat para ibu-ibu, Gejok Lesung di Padukuhan Karangmojo membuktikan bahwa budaya tradisional tidak akan punah selama ada generasi yang peduli dan terus menjaga. Tradisi ini bukan hanya milik masa lalu, tetapi juga menjadi bagian dari identitas yang memperkaya kehidupan Masyarakat.

Keberadaan Gejok Lesung di Padukuhan Karangmojo merupakan bukti nyata bahwa masyarakat masih memiliki kesadaran tinggi terhadap nilai-nilai budaya leluhur. Dengan dukungan dan keterlibatan semua pihak, diharapkan kesenian ini dapat terus hidup dan dikenalkan kepada generasi muda sebagai bagian dari identitas dan kekayaan budaya bangsa.

 

Penulis Helen Arneta Naibaho, Irsyad Qalbi